IPB (Institut Pertanian Bogor) yang merupakan perguruan tinggi yang berkonsistensi dalam bidang
yang berhubungan dengan pangan kembali hadir dengan inovasi pangan. Akan
tetapi, inovasi dari Prof Yuli Retnani, MSc yang merupakan Guru Besar di IPB
mengembangkan pakan yang terbuat dari limbah sayuran pasar yang biasanya hanya
dibuang menjadi sebuah pakan yang dapat diberikan ke ternak terutama untuk
ternak yang ada di wilayah perkotaan, rawan pakan serta di tempat yang rawan
atau sedang terjadi bencana.
Pakan yang dikembangkan mulai dari tahun 2009 oleh Guru Besar Institut Pertanian Bogor tersebut dapat berbentuk wafer,
biskuit, mash, pellet, crumble. Pakan yang berbentuk wafer tersebut terbuat
dari limbah sayuran pasar serta daun lamtoro. Pemberian wafer pakan daun
lamtoro banyak dipergunakan di peternakan yang ada di Banyu Mulek, NTB untuk
menambah konsumsi pakan sehingga terjadi rataan pertambahan bobot badan harian
dengan rataan bobot badan akhir. Pemberian pakan wafer suplemen taraf 10% pada sapi pedet
mencapai 28,2% lebih tinggi jika dibandingkan diberi dengan pakan konvensional
yang biasanya diberikan ke ternak.
Namun, Prof Yuli Retnani, MSc juga memberikan alternatif
pangan untuk musim kemarau dan paceklik yang biasanya membuat para peternak
kesulitan untuk mendapatkan pakan. Pemilihan pakan berbentuk biskuit ini
dikarenakan pakan biskuit yang kering sehingga lebih awet dan tahan lama jika
disimpan. Pakan biskuit tersebut juga mudah untuk dibawa. Jenis pakan ini
terbuat dari bahan serat hijauan sehingga ruminansia dapat memanfaatkan serat
tersebut ketika jumlah dan kualitas hijauan, rumput, menjadi menurun.
Biskuit pakan yang dikembangkan oleh Guru Besar IPB (Institut Pertanian Bogor), Prof Yuli Retnani, MSc terdiri
dari sumber serta yang berasal dari hijauan serta molasses yang merupakan
sumber karbohidrat serta perekat. Biskuit pakan ini terbuat dari limbah tanaman
jagung serta biskuit suplemen pakan. Biskuit pakan limbah jagung yang telah
mendapatkan penghargaan 102 inovasi di tahun 2010 ini telah mendaftarkan paten
di tahun 2012. Teknologi pengolahan pakan tersebut memungkinkan bahan baku yang
terbuat dari limbah baik limbah pasar, peternakan ataupun dari limbah industri
pangan.